100% ORIGINAL
Taman Dalam Gelap : Kumpulan Sajak Seorang Buta
- Stock: Gudang Penerbit
- Penulis: Irwan Dwi Kustanto
- Penerbit: Buku Kita
- Model: 9786028493130
- MPN: SBG120018
Rp25,000
Rp18,750
Pengiriman Ke DKI JAKARTA Ongkos Kirim Rp 0 Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL) | JOIN |
Deskripsi
Sebagaimana terang, gelap adalah juga sebuah keniscayaan. "Taman Dalam Gelap", sebuah kontras yang sangat bernuansa dialektis dan sekaligus plastis. Dialektis sebab ada semacam dialog dari dua entitas yang serba berbeda, yaitu antara suatu tempat yang berkemungkinan menawarkan nuansa dan ragam penuh warna dengan suatu kenyataan yang serba sewarna. Pun ia plastis lantaran tersirat adanya kelenturan pemahaman dalam dialog antara dua wilayah konotatif yang berseberangan.
***
Sungguh tidak ada ruginya menikmati sajak-sajak Irwan Dwikustanto ini. Begitu banyak mutiara yang ia munculkan kepada kita melalui rentetan citraan yang didonimasi diksi yang khas, sehingga, kita pun diajak untuk memahami dunia "gelap" yang telah begitu akrab dengan para tunanetra. Maka jika seandainya kita, pembaca, telah selesai menikmati sajak-sajak dalam antologi ini, saya yakin kita akan menjadi jauh lebih humanis dan siapa tahu, juga memperoleh atau mengalami katarsis
(Ibnu Wahyudi, sastrawan yang juga sebagai dosen di Fakultas Sastra Universitas Indonesia)
Melalui puisi-puisinya, Irwan Dwi Kustanto mengungkapkan renungan-renungannva tentang gelap, cinta, sepi, dan hal-hal lain yang menarik perhatiannya. Puisi-puisinya terasa kontemplatit dan mengandung api hidup yang menggelora. Ia menghalau sikap lembek dalam hidup, suatu sikap yang segera mengingatkan kita pada puisi-puisi Muhammad Iqbal, penyair dan filsuf dari Pakistan itu.
(Jamal D. Rachman, penyair yang juga menjadi pemimpin redaksi majalah sastra Horison)
***
Sungguh tidak ada ruginya menikmati sajak-sajak Irwan Dwikustanto ini. Begitu banyak mutiara yang ia munculkan kepada kita melalui rentetan citraan yang didonimasi diksi yang khas, sehingga, kita pun diajak untuk memahami dunia "gelap" yang telah begitu akrab dengan para tunanetra. Maka jika seandainya kita, pembaca, telah selesai menikmati sajak-sajak dalam antologi ini, saya yakin kita akan menjadi jauh lebih humanis dan siapa tahu, juga memperoleh atau mengalami katarsis
(Ibnu Wahyudi, sastrawan yang juga sebagai dosen di Fakultas Sastra Universitas Indonesia)
Melalui puisi-puisinya, Irwan Dwi Kustanto mengungkapkan renungan-renungannva tentang gelap, cinta, sepi, dan hal-hal lain yang menarik perhatiannya. Puisi-puisinya terasa kontemplatit dan mengandung api hidup yang menggelora. Ia menghalau sikap lembek dalam hidup, suatu sikap yang segera mengingatkan kita pada puisi-puisi Muhammad Iqbal, penyair dan filsuf dari Pakistan itu.
(Jamal D. Rachman, penyair yang juga menjadi pemimpin redaksi majalah sastra Horison)
Ulasan
Tags: Irwan Dwi Kustanto,
Spasi,
BK10