- Stock: Stok Tersedia
- Penulis: KH Adrian Mafatihallah Kariem, MA
- Penerbit: Republika
- Model: 9786020822938
Pengiriman Ke DKI JAKARTA Ongkos Kirim Rp 0 Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL) | JOIN |
Deskripsi
Sinopsis :
“Ya Allah anugerahilah pondok ini (Daar El-Qalam) dengan santri selebat hujan yang turun malam ini.”
—Doa dari KH. Imam Zarkasy, Trimurti, Pendiri Pondok Modern Daarussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur—
Ada banyak cara seorang anak mengenang orangtuanya. KH. Adrian melakukannya dengan menuliskan pesan dan jejak manuver jihad sang ayah, KH. Ahmad Rifa’i Arief, yang ia rasakan, dengar, dan lihat dalam kancah pendidikan pondok pesantren, kawah candradimuka pembentukan karakter bangsa dan agama.
Pesan-pesan Kyai Rifa’i begitu luas, sarat makna, dan tetap relevan melintasi zaman. Mari simak salah satu pesannya, “Orangtua itu ibarat lembaran Al-Qur’an tua. Meskipun, tulisannya sulit terbaca karena lekang kepanasan, lapuk kehujanan, tetap jangan dilangkahi begitu saja.” Benar-benar bestari. Dalam konteks inilah surabi pesantren dimaknai sebagai suara bestari pesan-pesan kehidupan yang selaras dengan perkembangan zaman.
Jejak rekam Kyai Rifa’i dapat dilihat pada pesantren Daar El-Qolam, La Tansa, Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro, dan pondok pesantren Sakinah La Lahwa yang beliau dirikan dan kembangkan. Berawal dari kisah dapur tua, berkah sumur tua, dan spirit kandang kerbau dengan segelintir santri, kini berdiri gedung kokoh dengan ribuan santri dan alumni. Bahkan, ada puluhan pesantren yang lahir karena terinspirasi dari gagasan genuine Kyai Rifa’i. Dalam konteks ini, surabi dimaknai sebagai makanan tradisional khas Indonesia dengan cita rasa alami yang hingga kini tetap digemari sebagaimana tumbuh kembangnya pesantren yang tetap trendy karenanya semakin dicintai.