100% ORIGINAL
Strukturalisme dalam Sastra Arab: Teori dan Aplikasinya
Rp68,000
Rp51,000
Pengiriman Ke DKI JAKARTA Ongkos Kirim Rp 0 Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL) | JOIN |
Deskripsi
Berbicara tentang struktur, struktural, strukturalis, strukturalisme, atau apa pun itu istilahnya yang berkaitan dengan “strukturâ€, tidak selalu dalam arti yang sama dan banyak dipakai dalam berbagai bidang ilmu. Bidang ilmu tersebut meliputi matematika, logika, fisika, biologi, psikologi, antropologi, bahasa, sastra, agama, ilmu-ilmu kemanusiaan, dan lain sebagainya.
Struktur karya sastra merupakan susunan atau bangunan yang terdiri atas sejumlah unsur sebagai pembangun yang saling bergayutan satu sama lain. Setiap unsur mempunyai fungsi dan potensi masing-masing dalam membentuk sebuah struktur sehingga semua unsur saling membutuhkan dan dibutuhkan, walaupun di dalamnya terdapat unsur yang dominan. Akan tetapi, unsur yang dominan tersebut tidak boleh meremehkan unsur yang dipandang kurang dominan karena unsur tersebut juga berfungsi sebagai pembentuk kepaduan dan kesatuan makna. Artinya, sejumlah unsur dalam karya sastra membangun karya sastra itu sendiri sebagai sebuah struktur yang bulat dan utuh. Kebulatan dan keutuhan sebuah struktur terlihat dari keharmonisan, kesinergian, kekoherenan, dan keterjalinan unsur-unsur tersebut yang ada dalam karya sastra sesuai genrenya masing-masing.
Teori struktural dalam sastra Arab disebut al-Bin?’iyyah, al-biny?wiyyah, atau at-tark?biyyah, yaitu suatu disiplin yang memusatkan amatannya pada karya sastra yang dipandang sebagai suatu struktur yang bulat dan utuh serta memuat kesatuan makna atau makna totalitas. Metode analisis struktural karya sastra adalah cara kerja dalam membongkar satu per satu unsur-unsurnya dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur karya sastra yang secara bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Teknik yang dikerjakan untuk melaksanakan metode struktural tidak pernah dapat dirumuskan dengan pasti. Artinya, dalam membongkar, mengungkap, dan menguraikan unsur-unsur karya sastra, metode struktural (dalam hal ini metode bongkar, metode ungkap, dan metode urai) secara teknis dapat bermula dari unsur mana saja yang ada dalam karya sastra. Oleh karena itu, teknik pendeskripsian dan penjelasan sejumlah unsur struktur, dapat mengikuti teknik Robert Stanton (1965), Jean Piaget (1970), Sy?dzil? Farhud wa Ashdiq?’uhu (1981), A. Teeuw (1984), `Abdul-Basith `Abdurrazzak Badr (1991), dan teknik-teknik lainnya. Semua ini dapat diaplikasikan dalam karya sastra Arab modern, baik yang berupa puisi Arab, prosa Arab, maupun drama Arab. Karena itulah, dalam buku Strukturalisme dalam Sastra Arab: Teori dan Aplikasinya ini memanfaatkan pendeskripsian, analisis, dan teknik yang telah dilakukan oleh Robert Stanton, Sy?dzil? Farhud wa Ashdiq?’uhu, dan `Abdul-Basith `Abdurrazzak Badr.
Struktur karya sastra merupakan susunan atau bangunan yang terdiri atas sejumlah unsur sebagai pembangun yang saling bergayutan satu sama lain. Setiap unsur mempunyai fungsi dan potensi masing-masing dalam membentuk sebuah struktur sehingga semua unsur saling membutuhkan dan dibutuhkan, walaupun di dalamnya terdapat unsur yang dominan. Akan tetapi, unsur yang dominan tersebut tidak boleh meremehkan unsur yang dipandang kurang dominan karena unsur tersebut juga berfungsi sebagai pembentuk kepaduan dan kesatuan makna. Artinya, sejumlah unsur dalam karya sastra membangun karya sastra itu sendiri sebagai sebuah struktur yang bulat dan utuh. Kebulatan dan keutuhan sebuah struktur terlihat dari keharmonisan, kesinergian, kekoherenan, dan keterjalinan unsur-unsur tersebut yang ada dalam karya sastra sesuai genrenya masing-masing.
Teori struktural dalam sastra Arab disebut al-Bin?’iyyah, al-biny?wiyyah, atau at-tark?biyyah, yaitu suatu disiplin yang memusatkan amatannya pada karya sastra yang dipandang sebagai suatu struktur yang bulat dan utuh serta memuat kesatuan makna atau makna totalitas. Metode analisis struktural karya sastra adalah cara kerja dalam membongkar satu per satu unsur-unsurnya dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur karya sastra yang secara bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Teknik yang dikerjakan untuk melaksanakan metode struktural tidak pernah dapat dirumuskan dengan pasti. Artinya, dalam membongkar, mengungkap, dan menguraikan unsur-unsur karya sastra, metode struktural (dalam hal ini metode bongkar, metode ungkap, dan metode urai) secara teknis dapat bermula dari unsur mana saja yang ada dalam karya sastra. Oleh karena itu, teknik pendeskripsian dan penjelasan sejumlah unsur struktur, dapat mengikuti teknik Robert Stanton (1965), Jean Piaget (1970), Sy?dzil? Farhud wa Ashdiq?’uhu (1981), A. Teeuw (1984), `Abdul-Basith `Abdurrazzak Badr (1991), dan teknik-teknik lainnya. Semua ini dapat diaplikasikan dalam karya sastra Arab modern, baik yang berupa puisi Arab, prosa Arab, maupun drama Arab. Karena itulah, dalam buku Strukturalisme dalam Sastra Arab: Teori dan Aplikasinya ini memanfaatkan pendeskripsian, analisis, dan teknik yang telah dilakukan oleh Robert Stanton, Sy?dzil? Farhud wa Ashdiq?’uhu, dan `Abdul-Basith `Abdurrazzak Badr.