100% ORIGINAL
Simulacra Bali: Ambiguitas Tradisionalisasi Orang Bali
- Stock: Gudang Penerbit
- Penulis: Ambarwati
- Penerbit: INSISTPress
- Model: 9793457597
Rp45,000
Rp33,750
Pengiriman Ke DKI JAKARTA Ongkos Kirim Rp 0 Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL) | JOIN |
Deskripsi
Description
Simulacra Bali: Ambiguitas Tradisionalisasi Orang Bali
Bali masih merupakan negara teater yang ditonton oleh orang luar yang lebih dikenal dengan sebutan turis. Sementara orang Bali yang terdiri atas para ‘raja’ tetap menjadi penulis skenario dan sutradara, serta ‘petani’nya berperan ganda menjadi aktor pendukung dan penata panggung. Upacara bukan lagi menjadi tujuan, melainkan digunakan sebagai media dan alur cerita untuk memperbesar perekonomian.
Menciptakan simulacra untuk mendapatkan keuntungan, bukanlah hal yang perlu dicela. Sandiwara tradisionalisasi sebagai simulacrum selalu mempunyai tujuan yang dapat dicapai lewat skenario, tata panggung, dan peran masing-masing pemain. Namun kadang apa yang dihasilkan belum sesuai dengan yang diharapkan. Satu bentuk kegagalan yang sering dianggap sebagai aib, padahal hal tersebut merupakan satu hal yang biasa terjadi.
Simulacra Bali: Ambiguitas Tradisionalisasi Orang Bali
Bali masih merupakan negara teater yang ditonton oleh orang luar yang lebih dikenal dengan sebutan turis. Sementara orang Bali yang terdiri atas para ‘raja’ tetap menjadi penulis skenario dan sutradara, serta ‘petani’nya berperan ganda menjadi aktor pendukung dan penata panggung. Upacara bukan lagi menjadi tujuan, melainkan digunakan sebagai media dan alur cerita untuk memperbesar perekonomian.
Menciptakan simulacra untuk mendapatkan keuntungan, bukanlah hal yang perlu dicela. Sandiwara tradisionalisasi sebagai simulacrum selalu mempunyai tujuan yang dapat dicapai lewat skenario, tata panggung, dan peran masing-masing pemain. Namun kadang apa yang dihasilkan belum sesuai dengan yang diharapkan. Satu bentuk kegagalan yang sering dianggap sebagai aib, padahal hal tersebut merupakan satu hal yang biasa terjadi.
Ulasan
Tags: Ambarwati Kurnianingsih,
ISISTPress,
BK10