Penduduk desa Afghan setiap hari memandang ke "luar negeri" yang hanya selebar sungai jauhnya. Memandangi mobil-mobil melintas, tanpa pernah menikmati rasanya duduk dalam mobil. Mereka memandangi rumah-rumah cantik bak vila, sementara tinggal di dalam ruangan kumuh remang-remang yang terbuat dari ba..
Penduduk desa Afghan setiap hari memandang ke ""luar negeri"" yang hanya selebar sungai jauhnya. Memandangi mobil-mobil melintas, tanpa pernah menikmati rasanya duduk dalam mobil. Mereka memandangi rumah-rumah cantik bak vila, sementara tinggal di dalam ruangan kumuh remang-remang yang terbuat dari ..
Ada dua hal yang selalu mengemuka dalam tulisan-tulisan Agustinus Wibowo. Yaitu, perjalanan dan kepulangan. Dalam sebagian besar tulisannya, dia membawa serta para pembacanya pada pencarian identitas berupa perjalanan untuk mencari makna “rumahâ€. Tempat-tempat yang dikunjungi Agustinus bukanlah ..
Pada tahun 2006, Agustinus mulai melintasi perbatasan antar negara menuju Afghanistan, dan selama dua tahun ia menetap di Kabul sebagai fotografer jurnalis—catatannya di buku ini adalah hasil perenungan yang memakan waktu tak singkat.“Di sini semua mahal. Yang murah cuma satu: nyawa manusia.” Afgh..
Pada tahun 2006, Agustinus mulai melintasi perbatasan antar negara menuju Afghanistan, dan selama dua tahun ia menetap di Kabul sebagai fotografer jurnalis---catatannya di buku ini adalah hasil perenungan yang memakan waktu tak singkat. Selimut Debu akan membawa Anda berkeliling ""negeri mimpi""---y..
Jauh. Mengapa setiap orang terobsesi oleh kata itu? Marco Polo melintasi perjalanan panjang dari Venesia hingga negeri Mongol. Para pengelana lautan mengarungi samudra luas. Para pendaki menyabung nyawa menaklukkan puncak. Juga terpukau pesona kata “jauh”, si musafir menceburkan diri dalam sebuah pe..
After ten years wandering the world, Agustinus Wibowo has finally come home. He is now forced to face a reality that he has always feared. His mother is on the brink of death, as cancer ravages her body. Not unlike Scherazade who reads through one thousand and one tales over as many nights, the tra..
"Di sini semua mahal. Yang murah cuma satu: nyawa manusia."Afghanistan.Nama negeri itu sudah bersinonim dengan perang tanpa henti, kemiskinan, maut, bom bunuh diri, kehancuran, perempuan tanpa wajah, dan ratapan pilu. Nama yang sudah begitu tidak asing, namun tetap menyimpan misteri yang men..