100% ORIGINAL
Rahasia-Rahasia Otak Orang Yahudi,Cina Dan Jawa
- Stock: Gudang Penerbit
- Penulis: Zahrotul Ummah El-Azizi
- Penerbit: Buku Kita
- Model: 9786029784695
- MPN: FAT110843
Rp28,000
Rp21,000
Pengiriman Ke DKI JAKARTA Ongkos Kirim Rp 0 Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL) | JOIN |
Deskripsi
Rahasia, begitu mendengar langsung timbul rasa ingin tahu, ada apa ya?, dan mendengar kata Yahudi, Cina, dan Jawa pun langsung timbul persepsi bahwa ini adalah tiga kekuatan yang mampu menguasai dunia.
Yahudi terkenal dengan kejeniusan intelektual, Cina menggenggam dunia dengan kejeniusan ekonomi dan keuangan, sedangkan Jawa terkenal dengan kejeniusan kulturalnya.
Dengan mengintip buku ini, pembaca dapat disuguhkan dengan pengetahuan yang membuat ketiga kekuatan ini dapat menguasai dan mewarnai dunia.
Untuk Yahudi dengan kebiasaan menuliskan apa pun dengan menggunakan sesuatu yang berwarna hitam di atas sesuatu yang berwarna putih, yang mana kebiasaan tersebut adalah timbul dari kepercayaan akan warna hitam dan putih memiliki sifat tidak mudah pudar dan juga memberikan efek ketenangan sehingga lebih mudah dibaca dan diingat, selain itu juga adanya kepercayaan orang Yahudi bahwa Nabi Musa menuliskan Taurat dari “api berwarna hitam di atas api berwarna putihâ€.
Orang Yahudi pun terkenal dengan memilih lebih baik tidak makan daripada tidak membaca buku dan sekolah, terlihat seperti di pedesaan miskin semisal Ghetto di Israel, yakni setiap anak selalu memiliki minimal sebuah buku bacaan ditengah-tengah kehidupan mereka yang serba kekurangan.
Selain itu kebiasaan orang Yahudi adalah mengkonsumsi minyak ikan dan kurma yang membentuk kejeniusan intelektual.
Adapun kejeniusan orang Cina dibentuk dengan kebiasaan mengajarkan produktifitas terhadap setiap anggota keluarga dan sikap hidup sederhana.
Pribahasa yang dipegang teguh oleh orang Cina adalah “Lebih baik menjadi kepala ular kecil daripada harus menjadi ekor naga.â€
Sedangkan kecerdasan orang Jawa terkenal dengan falsafah hidupnya, yakni pandai membuat guyon parikeno, yakni kata-kata yang bernilai canda, namun kata-kata canda itu bukan sekedar canda melainkan canda yang memiliki makna ganda. Orang Jawa pun pandai mengembangkan tradisi gothak-gathik matuk, yakni sejenis keterampilan menghubung-hubungkan segala hal sehingga hasilnya hampir sama dengan sebuah hasil penelitian. Terakhir yang terkenal dari kecerdasan orang Jawa adalah menyukai dunia spiritual dan supranatural, yakni falsafah sepandai-pandai manusia, tidak akan mampu mengatur hidupnya dengan sempurna, oleh karena itu manusia harus memiliki tempat berlabuh yang tepat agar dalam menghadapi gelombang kehidupan dapat bertahan dan selamat.
Yahudi terkenal dengan kejeniusan intelektual, Cina menggenggam dunia dengan kejeniusan ekonomi dan keuangan, sedangkan Jawa terkenal dengan kejeniusan kulturalnya.
Dengan mengintip buku ini, pembaca dapat disuguhkan dengan pengetahuan yang membuat ketiga kekuatan ini dapat menguasai dan mewarnai dunia.
Untuk Yahudi dengan kebiasaan menuliskan apa pun dengan menggunakan sesuatu yang berwarna hitam di atas sesuatu yang berwarna putih, yang mana kebiasaan tersebut adalah timbul dari kepercayaan akan warna hitam dan putih memiliki sifat tidak mudah pudar dan juga memberikan efek ketenangan sehingga lebih mudah dibaca dan diingat, selain itu juga adanya kepercayaan orang Yahudi bahwa Nabi Musa menuliskan Taurat dari “api berwarna hitam di atas api berwarna putihâ€.
Orang Yahudi pun terkenal dengan memilih lebih baik tidak makan daripada tidak membaca buku dan sekolah, terlihat seperti di pedesaan miskin semisal Ghetto di Israel, yakni setiap anak selalu memiliki minimal sebuah buku bacaan ditengah-tengah kehidupan mereka yang serba kekurangan.
Selain itu kebiasaan orang Yahudi adalah mengkonsumsi minyak ikan dan kurma yang membentuk kejeniusan intelektual.
Adapun kejeniusan orang Cina dibentuk dengan kebiasaan mengajarkan produktifitas terhadap setiap anggota keluarga dan sikap hidup sederhana.
Pribahasa yang dipegang teguh oleh orang Cina adalah “Lebih baik menjadi kepala ular kecil daripada harus menjadi ekor naga.â€
Sedangkan kecerdasan orang Jawa terkenal dengan falsafah hidupnya, yakni pandai membuat guyon parikeno, yakni kata-kata yang bernilai canda, namun kata-kata canda itu bukan sekedar canda melainkan canda yang memiliki makna ganda. Orang Jawa pun pandai mengembangkan tradisi gothak-gathik matuk, yakni sejenis keterampilan menghubung-hubungkan segala hal sehingga hasilnya hampir sama dengan sebuah hasil penelitian. Terakhir yang terkenal dari kecerdasan orang Jawa adalah menyukai dunia spiritual dan supranatural, yakni falsafah sepandai-pandai manusia, tidak akan mampu mengatur hidupnya dengan sempurna, oleh karena itu manusia harus memiliki tempat berlabuh yang tepat agar dalam menghadapi gelombang kehidupan dapat bertahan dan selamat.