100% ORIGINAL
Manekung di Puncak Gunung: Jalan Keselamatan Kejawen
Rp112,000
Rp77,280
Pengiriman Ke DKI JAKARTA Ongkos Kirim Rp 0 Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL) | JOIN |
Deskripsi
Buku ini merupakan terjemahan dan saduran disertasi penulis yang berjudul “Mystical Practices and Religious Belief in Contemporary Javaâ€, yang ditulis pada tahun awal 90-an di University of Kent at Canterbury, Inggris. Judul tersebut kemudian dialihbahasakan menjadi Manekung di Puncak Gunung dengan subjudul Jalan Keselamatan Kejawen. Memang ada selang waktu yang lama antara penulisan tesis dengan penerbitan buku ini, ketika masyarakat Jawa tentu telah mengalami perubahan-perubahan yang cukup berarti, terutama di bidang ekonomi dan sarana kehidupan teknologi.
Sekalipun kita paham tentang kuatnya keyakinan agama dari pengaruh perubahan itu, tetapi perihal budaya Kejawen telah mengalami pergeseran akibat dari politik agamaisasi. Akan tetapi, pergeseran itu terjadi hanya pada bentuk kulit luarnya dan tidak menyentuh pada inti visi budayanya. Oleh karena itu, masih ada sebagian besar orang Jawa yang tetap menjalankan budaya dan menghayati ngelmu Kejawen hingga hari ini. Maka, sebagai pertanggungjawaban jarak waktu penerbitan ini, penulis telah berupaya keras menyerasikan fakta dan telaah kajian ini dengan situasi yang sedang berlangsung dalam masyarakat Jawa belakangan ini. Alih bahasa dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dikerjakan sendiri oleh penulis selama lebih dari satu tahun.
Penerbitan buku ini bertujuan untuk memperluas khazanah perbincangan tentang budaya dan ngelmu Kejawen. Tema ini memang secara luas telah menjadi isu kajian dan telaah, baik di kalangan awam maupun akademisi sehingga harapannya buku ini menjadi tambahan pemahaman atas telaah yang sudah ada. Namun demikian, mungkin juga buku ini berisi interpretasi tandingan, bahkan perlawanan terhadap telaah yang sudah ada.
Selain sebagai bahan bacaan bagi kalangan akademisi dan mahasiswa Ilmu Sosial dan Budaya, buku ini juga terbuka sebagai bahan bacaan bagi kalangan umum yang berminat memahami budaya Jawa. Kajian buku ini mengedepankan visi budaya Kejawen dengan menerapkan pendekatan interpretatif-simbolik dan fungsionalisme-struktural. Pendekatan ini digunakan untuk melihat daya tahan eksistensi budaya dan ngelmu Kejawen terhadap gencarnya penetrasi teknologi modern dalam arus globalisasi.
Sekalipun kita paham tentang kuatnya keyakinan agama dari pengaruh perubahan itu, tetapi perihal budaya Kejawen telah mengalami pergeseran akibat dari politik agamaisasi. Akan tetapi, pergeseran itu terjadi hanya pada bentuk kulit luarnya dan tidak menyentuh pada inti visi budayanya. Oleh karena itu, masih ada sebagian besar orang Jawa yang tetap menjalankan budaya dan menghayati ngelmu Kejawen hingga hari ini. Maka, sebagai pertanggungjawaban jarak waktu penerbitan ini, penulis telah berupaya keras menyerasikan fakta dan telaah kajian ini dengan situasi yang sedang berlangsung dalam masyarakat Jawa belakangan ini. Alih bahasa dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dikerjakan sendiri oleh penulis selama lebih dari satu tahun.
Penerbitan buku ini bertujuan untuk memperluas khazanah perbincangan tentang budaya dan ngelmu Kejawen. Tema ini memang secara luas telah menjadi isu kajian dan telaah, baik di kalangan awam maupun akademisi sehingga harapannya buku ini menjadi tambahan pemahaman atas telaah yang sudah ada. Namun demikian, mungkin juga buku ini berisi interpretasi tandingan, bahkan perlawanan terhadap telaah yang sudah ada.
Selain sebagai bahan bacaan bagi kalangan akademisi dan mahasiswa Ilmu Sosial dan Budaya, buku ini juga terbuka sebagai bahan bacaan bagi kalangan umum yang berminat memahami budaya Jawa. Kajian buku ini mengedepankan visi budaya Kejawen dengan menerapkan pendekatan interpretatif-simbolik dan fungsionalisme-struktural. Pendekatan ini digunakan untuk melihat daya tahan eksistensi budaya dan ngelmu Kejawen terhadap gencarnya penetrasi teknologi modern dalam arus globalisasi.