Lelaki Di Tengah Hujan

Sebuah novel sejarah yang terinspirasi oleh kisah nyata seorang aktivis reformasi dalam meruntuhkan rezim yang otoriter.

Bujang Parewa dan kawan-kawannya adalah selapis kecil para “pemberontak” yang menyiapkan bara untuk Reformasi 1998. Dimulai dari penolakan terhadap pemberedelan pers kampus, gerakan bawah tanah, peristiwa Sabtu Kelabu, dan Bom Tanah Tinggi, novel ini bercerita tentang persahabatan, cinta, pendidikan, keluarga, dan pengkhianatan.

“Hanya orang-orang beranilah yang dapat membuat sejarah.” (Catatan seorang aktivis mahasiswa).

“Lelaki di Tengah Hujan, sebuah novel sejarah yang juga menarik dibongkar dari sudut pandang politik. Dalam konteks momen-momen perubahan sebelum, ketika, dan sesudah Mei 1998, segala peristiwa—bersejarah maupun tidak bersejarah—lebih dari mendesak dituliskan supaya tidak terlalu mudah diputarbalikkan.”—Seno Gumira Ajidarma, Sastrawan