Laut Bercerita

Buku ini bercerita tentang Biru Laut, seorang mahasiswa yang aktif dalam gerakan pro-demokrasi di era Orde Baru.
Tapi kisah Laut Bercerita tak hanya tentang Laut sendiri.
Buku ini juga tentang mereka yang ditinggalkan-keluarga, sahabat, dan orang-orang yang harus terus hidup dengan kehilangan yang tak pasti. Lewat sudut pandang Asmara, adik Biru Laut, kita melihat bagaimana keluarga korban penculikan politik berusaha mencari jawaban, bahkan ketika harapan semakin menipis.
Leila S. Chudori menulis dengan begitu detail hingga kita bisa merasakan kengerian interogasi, dinginnya sel isolasi,
dan ketidakberdayaan mereka yang dipaksa menghilang. Dan meskipun menyakitkan, ada hal-hal yang memang harus terus diceritakan-agar kita tidak lupa, agar sejarah tidak hanya menjadi bisikan, dan agar mereka yang menghilang
tetap hidup dalam ingatan.

“Matilah engkau mati. Kau akan hidup berkali-kali.”
Bait puisi diatas tercantum di halaman pertama dan terus terngiang-ngiang sampe pada halaman terakhir. Singkat, padat, jelas, dan menusuk.
Buku ini jadi pengingat bagaimana masa-masa kelam yang terjadi di Indonesia dulu, apalagi untuk orang seperti saya yang nggak merasakan dan sering lupa. Semoga cerita ini akan terus hidup dan menjadi pengingat bagi semua orang yang membacanya!

Ini adalah buku yang menurut saya wajib dibaca bagi kaula muda, karena melalui buku ini anak muda akan belajar tentang arti perjuangan, arti kesetiaan, arti cinta tanah air. Pokoknya buku ini wajib dibaca buat para anak muda!

Cerita ini memang tentang suara rakyat yang ingin mengubah Indonesia supaya lebih baik, menggugat pemerintah, menyuarakan aspirasi masyarakat, sampai keberanian melawan orang orang berkuasa di atas sana.

Tetapi, ada yang jauh lebih penting daripada itu, jauh lebih dalam dan lebih dari segalanya; keluarga. Saat Biru Laut memutuskan untuk menjadi aktivis, adalah kabar baik untuk negri ini yang mungkin menjadi kabar buruk untuk keluarganya. Mas Laut berusaha mati matian dengan teman temannya sekaligus (dengan tidak sengaja) melupakan keluarganya.

Dalam hidup ini, dan Indonesia yang sekarang, kita semua memang membutuhkan orang seperti Laut, Kinan, Sunu, Bram, Alex, Anjani, Daniel, dan semuanya. Mereka lah sejatinya pahlawan, yang pantas dikenang, yang pantas mendapat kebahagiaan, dan pantas untuk hidup mati dengan tentram dan damai.

Novel yang sangat sangattt perlu di pahamiiii dengan segala kesadaran otak dan pemikirannn hihii karenaaa novel inii sebagusss ituuuu. Biruu aku padamuuu pokoknya.