“Lo sama Mahen itu nggak akan pernah bisa bersama. Dia langit, lo bumi.”Kalimat itu sudah seperti sebuah petuah permanen yang memenuhi isi kepala Hanna hampir setiap hari. Gadis itu tak pernah sekalipun berani berharap lelaki bernama Mahen yang ia sukai sejak awal perkuliahan menyadari keberadaannya..