100% ORIGINAL
Dreams and the Stages of Life
- Stock: Gudang Penerbit
- Penulis: Anthony Stevens
- Penerbit: Serambi Ilmu Semesta
- Model: 9786026486394
Rp79,000
Rp59,250
Pengiriman Ke DKI JAKARTA Ongkos Kirim Rp 0 Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL) | JOIN |
Deskripsi
Jung dikenal sebagai sosok penuh paradoks. Di satu sisi, dia adalah seorang pribadi dan psikiater yang sangat unik, dan bahkan eksentrik dalam menelaah kejiwaan manusia. Unik karena berbeda dari sahabat dan (mantan) gurunya, Sigmund Freud, yang menganggap pembentukan kepribadian dan perkembangan kejiwaan manusia sudah purna pada masa kanak-kanak—apa yang dialami pada masa dewasa hanyalah replikasi atau bahkan residu dari pola yang sudah tergaris pada masa kecil. Sebaliknya, bagi psikologi Jungian, kepribadian manusia berkembang sepanjang hayat dan manusia dapat mengubah arahnya dan membentuk suatu pola baru.
Faktor lebih penting bagi pengembangan kepribadian, menurut pengalaman dan pengamatan Jung, adalah arketipe: gambaran kultural yang historis dan terwariskan turun-menurun secara tidak sadar yang perlu diangkat ke alam kesadaran. Arketipe inilah yang perlu diinterpretasi dari mimpi dan keadaan trans, tidak melalui asosiasi bebas, tapi melalui pembacaan historis. Di sinilah Jung sering sekali disalahpahami sebagai psikiater yang percaya takhayul. Sama sekali bukan!
Di sisi lain, Jung tidak terlalu memedulikan apa yang orang lain lihat dan katakan tentangnya. Dia tidak risau dipandang anti-ilmiah, sebab dia memang tidak rigid dalam memperbedakan ilmu pengetahuan dan mitos. Justru dia melihat bahwa manusia modern menjadi neurosis karena terpisah dari mitosnya. Kembali terhubung dengan mitos, dengan arketipe-arketipe menyejarah, adalah satu-satunya cara yang menurut Jung dapat membebaskan manusia dari penyakit-penyakit kejiwaan modern.
Buku ini berhasil mengantar pembaca ke psikologi Jungian, mengupas segala hal mulai dari ketidaksadaran kolektif dan arketipe sampai teori sinkronitas dan individuasi. Ringkas, tangkas, dan bernas.
Faktor lebih penting bagi pengembangan kepribadian, menurut pengalaman dan pengamatan Jung, adalah arketipe: gambaran kultural yang historis dan terwariskan turun-menurun secara tidak sadar yang perlu diangkat ke alam kesadaran. Arketipe inilah yang perlu diinterpretasi dari mimpi dan keadaan trans, tidak melalui asosiasi bebas, tapi melalui pembacaan historis. Di sinilah Jung sering sekali disalahpahami sebagai psikiater yang percaya takhayul. Sama sekali bukan!
Di sisi lain, Jung tidak terlalu memedulikan apa yang orang lain lihat dan katakan tentangnya. Dia tidak risau dipandang anti-ilmiah, sebab dia memang tidak rigid dalam memperbedakan ilmu pengetahuan dan mitos. Justru dia melihat bahwa manusia modern menjadi neurosis karena terpisah dari mitosnya. Kembali terhubung dengan mitos, dengan arketipe-arketipe menyejarah, adalah satu-satunya cara yang menurut Jung dapat membebaskan manusia dari penyakit-penyakit kejiwaan modern.
Buku ini berhasil mengantar pembaca ke psikologi Jungian, mengupas segala hal mulai dari ketidaksadaran kolektif dan arketipe sampai teori sinkronitas dan individuasi. Ringkas, tangkas, dan bernas.