100% ORIGINAL
Dari Tembok Bandara Kualanamu: Perjuangan Warga Desa Pasar VI Kualanamu Menuntut Keadilan
- Stock: Gudang Penerbit
- Penulis: Iswan Kaputra
- Penerbit: INSISTPress
- Model: 9786020857077
Rp65,000
Rp48,750
Pengiriman Ke DKI JAKARTA Ongkos Kirim Rp 0 Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL) | JOIN |
Deskripsi
Description
Setelah berkalikali mengalami penundaan, Bandara Internasional Kualanamu (Kualanamu International Airport [KNIA]) akhirnya dioperasikan pada 19 September 2013. KNIA, sebagai bagian dari paket Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor Sumatera, dibanggakan sebagai satusatunya bandara di Indonesia yang terintegrasi dengan jalur kereta api. Tetapi, tak banyak orang tahu bahwa di balik kemegahan KNIA menyimpan cerita kelam bagi 71 keluarga atau 237 jiwa warga Desa Pasar VI Kualanamu. Mereka harus merelakan tanah dan rumah untuk digusur secara semenamena guna pembangunan KNIA tanpa diberi ganti rugi yang memadai. Selama tidak kurang dari 15 tahun, warga Kualanamu gigih berjuang menuntut hakhak mereka.
Buku ini mengisahkan perjuangan mereka yang berliku, menyajikan babagan latar belakang kepentingan di balik pembangungan bandara, serta mengelaborasinya dengan kerangka hakhak asasi warga yang telah tersepakati dalam berbagai kovenan internasional. Selain menyuguhkan cerita penting yang sepi dari hingarbingar pembicaraan publik, buku ini juga memperkaya buktibukti bahwa masterplan perekonomian Indonesia jauh dari penyejahteraan warganya secara adil.
Setelah berkalikali mengalami penundaan, Bandara Internasional Kualanamu (Kualanamu International Airport [KNIA]) akhirnya dioperasikan pada 19 September 2013. KNIA, sebagai bagian dari paket Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor Sumatera, dibanggakan sebagai satusatunya bandara di Indonesia yang terintegrasi dengan jalur kereta api. Tetapi, tak banyak orang tahu bahwa di balik kemegahan KNIA menyimpan cerita kelam bagi 71 keluarga atau 237 jiwa warga Desa Pasar VI Kualanamu. Mereka harus merelakan tanah dan rumah untuk digusur secara semenamena guna pembangunan KNIA tanpa diberi ganti rugi yang memadai. Selama tidak kurang dari 15 tahun, warga Kualanamu gigih berjuang menuntut hakhak mereka.
Buku ini mengisahkan perjuangan mereka yang berliku, menyajikan babagan latar belakang kepentingan di balik pembangungan bandara, serta mengelaborasinya dengan kerangka hakhak asasi warga yang telah tersepakati dalam berbagai kovenan internasional. Selain menyuguhkan cerita penting yang sepi dari hingarbingar pembicaraan publik, buku ini juga memperkaya buktibukti bahwa masterplan perekonomian Indonesia jauh dari penyejahteraan warganya secara adil.
Ulasan
Tags: Iswan Kaputra,
J. Anto,
dan Wahyudhi,
ISISTPress,
BK10