100% ORIGINAL
Critical Thinking dalam Asupan Kebidanan Berbasis Bukti
- Stock: Stok Tersedia
- Penulis: Ni Komang Yuni Rahyani
- Penerbit: UGM Press
- Model: 9786023868704
Rp56,000
Rp38,640
Pengiriman Ke DKI JAKARTA Ongkos Kirim Rp 0 Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL) | JOIN |
Deskripsi
Isu critical thinking dan evidence based practice bagi bidan masih menjadi hal yang baru bagi bidan maupun peserta didik bidan. Di sisi lain, bidan dalam melaksanakan tugasnya dituntut memiliki kompetensi yang tinggi dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan pertimbangan bahwa bidan merupakan satu profesi yang bertugas menyelamatkan ibu dan bayi. Asuhan berbasis bukti terbaik yang saat ini dikenal dengan evidence based practice (EBP) merupakan keharusan dalam rangka pemenuhan kualitas pelayanan terstandar maupun pemenuhan patient safety.
Proses berpikir kritis memerlukan komunikasi yang efektif dan kemampuan pemecahan masalah serta komitmen untuk mengatasi sikap egois dan tertutup dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Peserta didik bidan dan tenaga bidan perlu mengenal tiga kunci utama untuk dapat berpikir kritis, yaitu RED (recognize assumptions, evaluate arguments, dan draw conclusions) karena menjadi bahan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis, Kemampuan lain yang harus dikembangkan oleh bidan ialah kemampuan refleksi diri untuk mengenal kelemahan dan keunggulan diri dalam memberikan asuhan. Kemampuan self-awareness, berpikir terbuka (open-mindedness), berperilaku disiplin, dan bersedia mempertimbangkan relevansi dari tindakan yang diberikan merupakan komponen yang dibutuhkan dalam pengembangan profesi bidan.
Salah satu contoh dalam asuhan kebidanan yang berlandaskan critical thinking ialah manajemen kebidanan yang digagas oleh Varney. Manajemen asuhan kebidanan yang disusun melalui tujuh tahapan atau langkah yang sistematis dan fokus. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian, atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Proses berpikir kritis memerlukan komunikasi yang efektif dan kemampuan pemecahan masalah serta komitmen untuk mengatasi sikap egois dan tertutup dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Peserta didik bidan dan tenaga bidan perlu mengenal tiga kunci utama untuk dapat berpikir kritis, yaitu RED (recognize assumptions, evaluate arguments, dan draw conclusions) karena menjadi bahan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis, Kemampuan lain yang harus dikembangkan oleh bidan ialah kemampuan refleksi diri untuk mengenal kelemahan dan keunggulan diri dalam memberikan asuhan. Kemampuan self-awareness, berpikir terbuka (open-mindedness), berperilaku disiplin, dan bersedia mempertimbangkan relevansi dari tindakan yang diberikan merupakan komponen yang dibutuhkan dalam pengembangan profesi bidan.
Salah satu contoh dalam asuhan kebidanan yang berlandaskan critical thinking ialah manajemen kebidanan yang digagas oleh Varney. Manajemen asuhan kebidanan yang disusun melalui tujuh tahapan atau langkah yang sistematis dan fokus. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian, atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.