Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong

Orang-orang dewasa memang tak tahu diri, pikirku, datang hanya untuk mempermalukan anak sendiri di hadapan kawan-kawannya. Sok besar. Sok berkuasa. Mentang-mentang ia yang kasih aku makan. Pret. Aku menoleh ke arah kawan-kawanku, berharap mereka akan menjadi sekutuku jika aku sungguh melemparkan gumpalan tanah kemerahan ke muka Ayah. Kampret. Malahan aku melihat tampang ketakutan di wajah kawan-kawanku. Tak hanya itu, diam-diam mereka mengambil jangkrik-jangkrik milik masing-masing, yang masih hidup maupun sudah jadi bangkai, memasukkannya ke kandang. Perlahan, satu per satu mereka mundur. Aku mengerti. Mereka tak mau mengambil risiko. Semua anak tahu, orang dewasa bisa demikian bengis. Orang dewasa bisa tiba-tiba merampas kandang-kandang jangkrik dan menghancurkannya hanya dengan sekali remas. Orang dewasa bisa memukul, menggampar, menjewer, mencubit. Lebih baik tak berurusan dengan orang dewasa. Lari. Menjauh. Selamatkan diri kalian. Itulah yang kawan-kawanku lakukan.