100% ORIGINAL
Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman
- Stock: Gudang Penerbit
- Penulis: Ahmad Musthafa ath-Thahthawi
- Penerbit: Shira Media
- Model: 9786025868801
Rp69,000
Rp51,750
Pengiriman Ke DKI JAKARTA Ongkos Kirim Rp 0 Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL) | JOIN |
Deskripsi
Novel Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman menuturkan kisah Rara Wilis dan Suko Djatmoko. Alurnya maju dan mundur, mencakup masa lebih dari tiga dekade, menembus dan mengaburkan batas antara realitas serta mimpi, bermain-main dalam kabar gaib serta penafsirannya, melompat-lompat di antara bahasan seks dan teologi, iman dan skeptisme, pelacur dan Tuhan, hikayat babi dan epos Mahabharata.
Lebih dari itu, novel ini diangkat dari kisah nyata. Maka benarlah, sesungguhnya kehidupan manusia sering kali lebih ganjil dari cerita fiksi mana pun.
“Unsur dua genre (fantasi dan bildungsroman) saling berkelindan, dan
inilah yang menjadikan novel ini mempunyai daya tendang.â€
—Budi Darma, Sastrawan.
“Sebuah novel yang kompleks dan relevan dengan
keadaan saat ini.â€
— Zuhairi Misrawi, Intelektual Muda Nahdlatul Ulama.
“Dituturkan dengan gaya berkisah yang rileks dan menyenangkan,
dengan jelajah bentuk narasi realis dan alegoris yang bersisi-sisian. Ia
cukup berhasil sebagai upaya menuju novel polifonik.â€
—Pertanggungjawaban Dewan Juri Sayembara Novel
Dewan Kesenian Jakarta 2018.
Lebih dari itu, novel ini diangkat dari kisah nyata. Maka benarlah, sesungguhnya kehidupan manusia sering kali lebih ganjil dari cerita fiksi mana pun.
“Unsur dua genre (fantasi dan bildungsroman) saling berkelindan, dan
inilah yang menjadikan novel ini mempunyai daya tendang.â€
—Budi Darma, Sastrawan.
“Sebuah novel yang kompleks dan relevan dengan
keadaan saat ini.â€
— Zuhairi Misrawi, Intelektual Muda Nahdlatul Ulama.
“Dituturkan dengan gaya berkisah yang rileks dan menyenangkan,
dengan jelajah bentuk narasi realis dan alegoris yang bersisi-sisian. Ia
cukup berhasil sebagai upaya menuju novel polifonik.â€
—Pertanggungjawaban Dewan Juri Sayembara Novel
Dewan Kesenian Jakarta 2018.
Ulasan
Tags: AHMAD MUSTAFA,
Shira Media,
BK10